Halaman

Kamis, 30 Agustus 2012

CONTOH REVEIW JURNAL ILMIAH

CONTOH REVEIW  JURNAL ILMIAH

Judul     : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN  PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA

Penulis :
·    Guspri Devi Artanti (Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur, Tel: 021-4715094, Email: vie_artanti@yahoo.com)
·    Hardinsyah (Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,  Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680.)
·    Dewa Ketut Sadra Swastika (Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jl. A Yani 70, Bogor, 16161. )
·    Retnaningsih (Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,  Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680.)

Tujuan Penelitian :
·    Untuk mengetahui pengadaan dan peredaran PRG pangan dan non pangan di Indonesia
·    Untuk menganalisis penerimaan petani tentang PRG dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
·    Untuk menganalisis pengetahuan petani tentang PRG
·    Untuk menganalisis persepsi petani tentang peredaran, dampak positif dan dampak negatif PRG
·    Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan persepsi responden tentang PRG
·    Untuk mengetahui harapan petani tentang PRG.

Metode :
·    Desain : cross sectional study.
·    Waktu : Bulan Mei sampai November 2007
·    Tempat : Kabupaten Jombang (Jawa Timur) dan Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara )
·    Merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan atas kerjasama antara Departemen Pertanian dan Institut Pertanian Bogor, melalui kegiatan Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi.

Penarikan Sampel :
·    Populasi : Seluruh petani di Jawa Timur dan Sumatera Utara
·    Sampel : Beberapa petani di Kab. Jombang dan Kab. Deli Serdang
·    Kriteria sampel : Petani yang bekerja di lahan pertanian milik sendiri maupun menggarap lahan orang lain.
·    Jumlah sampel : 300 petani (150 petani di Kab. Jombang dan 150 petani di Kab. Deli Serdang )
·    Faktor pertimbangan pemilihan lokasi penarikan sampel :
a.    Merupakan sentra produksi pangan dan produk pertanian (bila mungkin telah dikembangkan PRG)
b.    Memiliki kepadatan populasi yang tinggi dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani cukup banyak sehingga memudahkan dalam mencari responden.
·    Kemudian dipilih lima desa dari setiap kabupaten dengan menggunakan dua kriteria tersebut. Selanjutnya dari setiap desa dipilih 30 petani dengan cara berkonsultasi dengan petugas lapang pertanian dan/atau kepala desa.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data :
·    Data Primer (dikumpulkan melalui wawancara terstruktur menggunakan kuisioner)
a.    Karakteristik responden, mencakup: usia, pendidikan, besar keluarga, sumber dan besar pendapatan, keikutsertaan responden dalam keanggotaan kelompok tani dan luas lahan yang diusahakan. 
b.    Pengetahuan responden tentang PRG meliputi: pengetahuan responden tentang istilah PRG, sumber informasi PRG, peredaran dan penanaman PRG, manfaat dan pengaruh buruk PRG.
c.    Persepsi responden tentang PRG meliputi: Perserpsi responden tentang peredaran PRG, penanaman PRG, keberadaan PRG dalam kehidupan sehari-hari (pangan dan non pangan).
d.    Penerimaan responden terhadap PRG meliputi: penerimaan responden terkait informasi tentang manfaat dan kerugian ekonomi dan lingkungannya serta tindakan responden terhadap Produk Rekayasa Genetika (PRG) bagi dirinya dan bagi orang di sekitarnya.
e.    Harapan responden terhadap PRG terkait produksi, penyediaan, pengaturan (regulasi) dan informasi tentang PRG.
·    Data Sekunder :
a.    Dokumen/laporan tentang penggunaan benih, luas tanam dan produksi produk rekayasa genetika (PRG) baik berupa pangan maupun non pangan.
b.    Dokumen tentang regulasi, kesepakatan, pedoman dan standar tentang atau yang berkaitan dengan PRG baik nasional maupun internasional.

Pengolahan dan Analisis Data :
·    Deskriptif  untuk pengolahan data karakteristik yang berupa umur, pendidikan, sumber pendapatan, besar pengeluaran pangan dan non pangan, keanggotaan dan status keanggotaan dalam kelompok tani diberi kriteria untuk kategori.
·    Uji t (t test) untuk analisis perbedaan karakteristik responden di dua kabupaten mengenai pengetahuan, persepsi dan penerimaan terhadap PRG
·    Korelasi Spearman’s untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan petani dengan pengetahuan dan persepsi tentang PRG
·    Analisis regresi logistik  untuk menganalisis faktor faktor yang memberikan pengaruh pada penerimaan petani terhadap PRG.
·    SPSS (Statistics Product & Service Solution) Versi 15.0 for windows untuk analisis statistik .

Hasil :
·    Pengadaan dan Peredaran PRG di Indonesia :
Satu-satunya produk PRG yang telah dilepas di lingkungan adalah kapas NU coton 35B yang ditanam di Sulawesi Selatan. Sedangkan selebihnya, terutama produk PRG tanaman pangan masih dalam tahap penelitian dan pengembanagan di institusi.
·    Keadaan Umum Petani :
a.    Petani laki-laki (88,7%) sisanya (11,3%) adalah perempuan
b.    Tingkat pendidikan petani, SD (64%), SMP (20,3%)
·    Penerimaan Petani terhadap PRG:
a.    59%  petani menerima PRG, dan 40,3%  petani tidak menerima PRG.
b.    Persentase petani yang menerima PRG, lebih banyak di Deli Serdang 80.56 ± 20.911) dari pada di Jombang (58.45 ± 11.99)
·    Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan PRG
Kurangnya pengetahuan petani mengenai PRG ditambah lagi dengan sulitnya mereka menerima sesuatu yang baru karena faktor usia, yang rata-rata petani tersebut berusia 40-60 tahun.
·    Pengetahuan tentang PRG
a.    Hanya 14,3% petani yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang PRG.
b.    Pengetahuan petani tentang PRG di Kab. Deli Serdang lebih baik dibandingkan dengan petani di Kab. Jombang.
c.    Kurangnya tingkat pengetahuan petani tentang PRG diduga karena rendahnya tingkat pendidikan petani dan kurangnya sosialisasi mengenai PRG.
·    Persepsi Petani tentang PRG
a.    80,3% petani memiliki persepsi menerima terhadap PRG
b.    68% petani setuju jika tanaman pangan PRG memiliki kualitas yang baik
c.    96,3% petani menyatakan setuju jika pemerintah melepas PRG
d.    66% petani menyatakan bahwa PRG yang diperuntukkan bagi manusia dan ternak harus melalui uji keamanan
e.    65,8% petani menyatakan bahwa pangan PRG harus mencantumkan label pada kemasaannya.
·    Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan dan Persepsi Petani Tentang PRG
a.    Variabel pendidikan berhubungan erat dengan variabel Pengetahuan, namun tidak berhubungan erat dengan variabel Persepsi.
b.    Hal tersebut diduga karena persepsi petani didasarkan pada asumsi bahwa dengan adanya teknologi baru akan meningkatkan produktivitas pertanian dan layak untuk diterima.

Harapan Petani terhadap PRG dan Pertanian di Indonesia
·    Hanya 50% petani yang membrikan jawaban untuk aspek ini
·    30,3% diantaranya menyatakan setuju PRG diedarkan jika asalkan mampu memberikan kualitas hasil yang tinggi, harga benih yang murah, dan mudah didapat
·    18,4% lainnya berharap dengan adanya PRG dapat meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.

Hal yang Belum Terungkap :
·    Tidak adanya penjelasan mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan PRG dengan kondisi/keadaan petani, serta kaitannya dengan keputusan/asumsi mereka untuk menerima PRG, begitu juga dengan alasan-alasan petani yang menyatakan tidak menerima PRG.
·    Dari 6 faktor yang diuji, hanya faktor pengetahuan yang berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PRG oleh petani, maka dari itu perlu dilakukan telaah lebih dalam mengenai faktor lain yang mempengaruhinya.

Pertanyaan yang Muncul :
·    Jika petani hanya berdasarkan pada asumsi mereka bahwa PRG merupakan teknologi baru dan akan meningkatkan produktivitas pertanian, lantas PRG layak untuk diterima. Jelas ini tidaklah cukup untuk melegalkan produk PRG, karena bagaimanapun polemik tentang PRG tidaklah sesimpel itu. Lantas bagaimana cara yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada petani yang notabene memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan umur yang sudah tidak terlalu produktif untuk menerima masukan hal-hal yang baru ?

Refleksi
Produk PRG memang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk pangan biasa/normal, yang jelas akan memberi keuntungan bagi beberapa kelompok. Namun dampak negatif dari PRG pun seharusnya tidak diabaikan. Dampak negatif itu muncul antara lain karena para perekayasa genetika tidak mampu lagi mengontrol dimana dan bagaimana gen-gen tersebut menyusup ke berbagai material genetik mahluk hidup.
Petani sebagai produsen bahan pangan, hendaknya faham tentang keunggulan dan kekurangan PRG tersebut. Dan menjadi tugas bagi “yang tahu” untuk memberi kepada “yang tidak tahu” .

2 komentar:

  1. Terima kasih ini sangat membantu

    BalasHapus
  2. Jurnal nya sangat menarik
    Terima kasih karena sangat membantu tugas saya sebagai anak matematika yang berkenalan dengan jurnal 😂

    BalasHapus