Halaman

Kamis, 30 Agustus 2012

MUTASI


Mutasi
            Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat  akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").

Mutasi Sitologis

            Mutasi sitologis adalah mutasi yang terjadi karena perubahan bentuk, ukuran, ataupun jumlah kromosom. Mutasi ini dibagi atas Euploidi dan Aneuploidi.
         Euploidi ialah keadaan dimana jumlah kromosom yang dimiliki oleh suatu makhluk merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya. Euploid biasanya dijumpai pada tumbuhan karena tumbuhan pada umumnya tidak mengenal adanya kromosom kelamin. Variasi Euploid yang dapat terjadi: Monoploid (haploid; 1n), Diploid(2n) dan Polyploid yang terdiri dari: Triploid(3n), Tetraploid(4n), Pentaploid (5n), Heksaploid (6n), Septaploid(7), Oktaploid(8), dan Nonaploid (9).
       Aneuploid adalah peristiwa dimana suatu sel atau individu kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu bila dibandingkan dengan yang normal. Variasi Aneuploidi meliputi: Monosomi ( keadaan dimana suatu organisme kekurangan sebuah kromosom dibandingkan dengan yang normal (diploid), Nullisomi (merupakan tanaman yang di dapat melalui persilangan atau penyerbukan sendiri tanaman monosomi), dan Trisomi (keadaan dimana individu mempunyai kromosom tambahan dibandingkan dengan normal (diploid). (Suryo, 1995)

Mutasi Gen
            Mutasi Gen adalah mutasi yang disebabkan oleh adanya perubahan susunan atau jumlah bahan genetik kromosom, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotip, perubahan gen-gen yang berangkai dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam keturunan. Mutasi gen terdiri dari : Delesi (hilangnya suatu segmen dari kromosom beserta gen-gen yang terdapat padanya), Duplikasi ( keadaan dimana kromosom putus di dua tempat dan penggabungan dari ujung-ujungnya yang luka itu terjadi setelah kromosom engadakan replikasi, maka potongan-potongan kromosom itu dapat membentuk segmen ang memiliki gen-gen terulang, Inversi (suatu macam aberasi kromosom, dimana  sebagian suatu kromosom memiliki lokus gen-gen yang terbalik urutannya dibandingkan dengan urutan lokus gen-gen pada kromosom normalnya, Translokasi (peristiwa pemindahan suatu bagian dari sebuah kromosom ke bagian kromosom lain yang bukan homolognya). (Suryo, 1995)


Kolkhisin
            Salah satu zat yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah kolkhisin. Kolkhisin merupakan suatu alkaloid yang berasal dari umbi dan biji tanaman Atumn crocus (Colchicum autumnale) yang termasuk dalam famili Liliaceae. Kolkhisin berbentuk kristal berwarna kuning atau tepung, sedikit berbau, larut dalam air, alkohol, dan sedikit larut dalam eter.  Pemberian kolkhisin pada tanaman memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah (Suryo, 1995).
            Larutan kolkhisin dengan konsentrasi yang kritis dapat mencegah terbentuknya benang – benang spindel sehingga pemisahan kromosom pada saat anafase dari mitosis tidak berlangsung, dan menyebabkan penggandaan kromosom tanpa membentuk dinding sel. Proses mitosis mengalami modifikasi dimana tidak terbentuk benang spindel, sehingga kromosom-kromosom tetap tinggal berserakan dalam sitoplasma. Pada stadium ini kromosom-kromosom memperlihatkan gambaran seperti tanda silang. Akan tetapi kromosom-kromosom dapat memisahkan diri pada sentromernya dan dimulailah anafase. Selanjutnya terbentuklah dinding nukleus sehingga nukleus restitusi (nukleus perbaikan) mengandung jumlah kromosom lipat dua.
            Apabila pengaruh dari kolkhisin telah menghambur, sel poliploid yang baru ini dapat membentuk spindel pada kedua kutubnya, dan membentuk nukleus anakan poliploid seperti pada telofase dari mitosis biasanya (Suryo, 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar