Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan
genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada
taraf kromosom.
Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat
mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan
pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi
baru pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih
rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen),
radiasi
surya
maupun radioaktif, serta loncatan energi listrik
seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat
akibat mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik,
mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat
(individu tipe liar atau "wild
type").
Mutasi Sitologis
Mutasi
sitologis adalah mutasi yang terjadi karena perubahan bentuk, ukuran, ataupun
jumlah kromosom. Mutasi ini dibagi atas Euploidi dan Aneuploidi.
Euploidi ialah keadaan dimana jumlah kromosom yang
dimiliki oleh suatu makhluk merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya. Euploid
biasanya dijumpai pada tumbuhan karena tumbuhan pada umumnya tidak mengenal
adanya kromosom kelamin. Variasi Euploid yang dapat terjadi: Monoploid
(haploid; 1n), Diploid(2n) dan Polyploid yang terdiri dari: Triploid(3n),
Tetraploid(4n), Pentaploid (5n), Heksaploid (6n), Septaploid(7), Oktaploid(8),
dan Nonaploid (9).
Aneuploid adalah peristiwa dimana suatu sel atau individu
kekurangan atau kelebihan kromosom tertentu bila dibandingkan dengan yang
normal. Variasi Aneuploidi meliputi: Monosomi ( keadaan dimana suatu organisme
kekurangan sebuah kromosom dibandingkan dengan yang normal (diploid), Nullisomi
(merupakan tanaman yang di dapat melalui persilangan atau penyerbukan sendiri
tanaman monosomi), dan Trisomi (keadaan dimana individu mempunyai kromosom
tambahan dibandingkan dengan normal (diploid). (Suryo, 1995)
Mutasi Gen
Mutasi Gen adalah
mutasi yang disebabkan oleh adanya perubahan susunan atau jumlah bahan genetik
kromosom, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotip, perubahan gen-gen yang
berangkai dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam keturunan. Mutasi gen
terdiri dari : Delesi (hilangnya suatu segmen dari kromosom beserta gen-gen
yang terdapat padanya), Duplikasi ( keadaan dimana kromosom putus di dua tempat
dan penggabungan dari ujung-ujungnya yang luka itu terjadi setelah kromosom
engadakan replikasi, maka potongan-potongan kromosom itu dapat membentuk segmen
ang memiliki gen-gen terulang, Inversi (suatu macam aberasi kromosom,
dimana sebagian suatu kromosom memiliki
lokus gen-gen yang terbalik urutannya dibandingkan dengan urutan lokus gen-gen
pada kromosom normalnya, Translokasi (peristiwa pemindahan suatu bagian dari
sebuah kromosom ke bagian kromosom lain yang bukan homolognya). (Suryo, 1995)
Kolkhisin
Salah satu zat yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah kolkhisin. Kolkhisin merupakan suatu alkaloid
yang berasal dari umbi dan biji tanaman Atumn crocus (Colchicum autumnale)
yang termasuk dalam famili Liliaceae. Kolkhisin berbentuk kristal berwarna
kuning atau tepung, sedikit berbau, larut dalam air, alkohol, dan sedikit larut
dalam eter. Pemberian kolkhisin pada
tanaman memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah (Suryo,
1995).
Larutan kolkhisin dengan konsentrasi
yang kritis dapat mencegah terbentuknya benang – benang spindel sehingga
pemisahan kromosom pada saat anafase dari mitosis tidak berlangsung, dan
menyebabkan penggandaan kromosom tanpa membentuk dinding sel. Proses mitosis
mengalami modifikasi dimana tidak terbentuk benang spindel, sehingga
kromosom-kromosom tetap tinggal berserakan dalam sitoplasma. Pada stadium ini
kromosom-kromosom memperlihatkan gambaran seperti tanda silang. Akan tetapi
kromosom-kromosom dapat memisahkan diri pada sentromernya dan dimulailah
anafase. Selanjutnya terbentuklah dinding nukleus sehingga nukleus restitusi
(nukleus perbaikan) mengandung jumlah kromosom lipat dua.
Apabila pengaruh dari kolkhisin
telah menghambur, sel poliploid yang baru ini dapat membentuk spindel pada
kedua kutubnya, dan membentuk nukleus anakan poliploid seperti pada telofase
dari mitosis biasanya (Suryo, 1995).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar